jauh di dalam matamu

aku menemukan apa yang tak pernah
ku mengerti jauh didalam matamu. sepertinya
sebuah percakapan yang tenang: tanpa gemuruh.
di sana, jauh di dalam matamu,
ku temukan pula sunyi menjadi begitu sempurna
merawat rahasia diantara beribu - ribu kisah
yang menyumburat pada beribu - ribu jejak.
sesekali berkeretap dalam dada, memacu detak
jantung penuh pertanyaan tanpa jawaban.


jauh didalam matamu, aku menemukan apa
yang sulit kumengerti. setelah waktu membawa
kita pada pertemuan yang penuh riwayat.
barangkali rindu, atau harapan dalam
keterdiaman panjang bintang - bintanNG.
tentang aku, tentang kamu, tentang kita entahlah.
rasanya tak sabar untuk segera menterjemahnya.

jauh didalam matamu,
kurasakan lair darah didalam dada
tiba - tiba menjadi begitu deras.

by : pay jarot sujarwo
dipost oleh : hasyim ashary

baca selengkapnya......

velentine day

kutanam kan mawar
kata - kata merajut wangi dalam nurani
telah mekar sekuntum puisi
hari ini

14 februari 2009




bY : pay jarot
dipopulerkan: hasyim ashary

baca selengkapnya......

sperti waktu dulu

aku bertemu keteduhan musim
seperti waktu dulu
ingin kembali kupersembahkan untukmu gerimis: meresap masuk, kuceritakan lingkar - lingkar
kecil dalam genangan air serupa kesenyapan

lalu ada sajak cinta
bertengger du ubun - ubun yang basah
meraba, merapal tanda - tanda
diantara langkah tak berjejak

keadaan tetap sama seperti waktu dulu

baca selengkapnya......

kenangan

kadang hujan memaksa kita
bercengkrama kembali dengan kenangan.
bisa tentang masa kecil tempat kita merawat
keceriaan di lapangan setiap senja merekah, atau
barangkali nyanyian rindu dengan
keremajaan usia yang membut kita setia terhadap impian.
bahkan kenangan tentang luka,what ever.
banyak hal. selalu ada bekas yang ditinggal kanoleh hujan.
hingga sunyi menjadi sesuatu yang tak terbantahkan.
tentu saja masing - masing kita mempunyai tafsir berbeda untuk memaknainya.

seperti hari ini, hujan jatuh, membiakan dingin begitu rupa.
mempastikan gigil rerumpun diksi yang tiba - tiba menyelinap
diparruh waktu yang lewat.
ada kau disana,sebagi kenangan, sebagai harapan, sebagai perwujudan
dari kalimat - kalimat tak terkatakan.


by :bang pay jarot sujarwo
diposting oleh: hasyim ashari

baca selengkapnya......

Sebelum mengucap cinta

ingin ku curahkan kerinduan tak terbatas ini
tapi entah, tak henti aku merasa kehilangan saat selingkar tatap melumat dentumsajak - sajak

iapi aku ingin percakapan paripurna
melengkapi kelelahan singkat
dari kembara panjang tentang derai kisah - kisah

hingga selanjutnya, aku mengucap cinta

by: pay jarot sujarwo
dipopulerkan oleh: hasyim ashari

baca selengkapnya......

Perasaan, kedewasaan dan kebodohan !

Berbeda antara perasaan dan cinta. Sebab perasaan atau rasa mempunyai cakupan yang sangat luas, dan cinta ada di dalamnya. Cinta adalah bagian dari rasa, yang sangat tinggi nilainya. Sebab cinta adalah hidup manusia, maka tanpa cinta, perlu dipertanyakan lagi tentang hidup manusia itu sendiri. Jadi tanpa cinta, terus mau kemana hidup manusia itu. Cinta adalah hidup dan hidup adalah cinta !

Ini berbeda dengan perasaan, yang didalam banyak mengandung sifat yang bermacam-macam wujudnya. Rasa atau perasaan bisa muncul sesuai jiwa yang berusaha mendorongnya dari dalam. Marah, benci, bosan, jenuh, senang dan lain sebagainya, akan bergantian muncul sesuai kebutuhan pemilik jiwa yang menginginkannya. Oleh sebab itu, perasaan, kebodohan dan kejelian punya pertalian yang erat ketika jiwa kita berusaha merespon sesuatu kejadian ataupun masalah.

Adalah kebodohan yang nyata, jika seseorang dengan mudah selalu dapat dipermainkan dengan perasaannya sendiri. Ini persis dengan anak kecil yang selama hidupnya akan selalu dipermainkan oleh perasaannya sebagai seorang anak. Mereka akan menangis atau malah mengamuk, hanya karena tidak dibelikan mainan atau tidak boleh jajan atau yang lainnya. Mereka tidak mau tahu kenapa mereka tidak dibelikan mainan, tidak boleh jajan atau yang lainnya. Yang jelas mereka merasa kecewa hanya karena keinginannya tidak diturutinya. Jikalau toh berusaha diberi pemahaman yang masuk akal sekalipun, mereka sulit memahaminya atau malah tidak mau tahu tentangnya.

Begitulah adanya mereka, yang kebetulan dalam perkembangannya, harus terlatih dengan perasaannya sendiri sebagai seorang anak. Mereka semua haruslah melalui tahapan tersebut, agar supaya, jika sudah remaja mulai bisa memahaminya. Memahaminya, akan adanya perasaan yang tidak harus dituruti begitu saja. Memahaminya, supaya mereka kemudian bisa membedakan, perasaan yang mana yang harus dipilihnya, supaya bisa dibedakan bahwa mereka bukanlah seorang anak lagi. Bukan sebagai seorang anak lagi, karena sudah mempunyai kemampuan dalam memilah-milah perasaannya. Memilah-milah perasaan yang baik dan seharusnya, dan bukan menuruti perasaan yang mungkin saja akan menyenangkan hatinya saja. Perasaan yang menyenangkan hatinya, yang tidak bisa dituruti karena sudah merasa dirinya bukanlah anak-anak lagi.

Lalu bagaimana jika mereka sudah dewasa namun masih menuriti naluri kekanak-kanakannya itu ? Yang masih tidak mampu mengendalikan perasaan yang selalu saja ingin diturutinya itu ? Yang selalu tidak berusaha menempatkan perasaan disamping perasaan yang lainnya ? Atau sudah dewasa namun tidak mampu mencoba merasakan perasaan orang lain yang kebetulan berada di dekatnya itu ? Kami sangat tidak bisa membayangkan jika dihadapan banyak orang dewasa, ada seorang yang sudah dewasa menangis meronta-ronta kepada orang tuanya, hanya belum bisa dibelikan sepeda motor yang sesuai keinginan itu ? Bagaimana kalau ini terjadi dalam kasus lainnya, namun sangat mirip kejadiannya, dan sangat disayangkan juga, ia masih tidak menyadarinya, tentang apa yang telah dilakukannya ?

Ini sangat berbeda dengan orang yang punya kejelian atau kemampuan mengendalikan diri dalam mengendalikan perasaannya untuk merespon sesuatu hal yang terjadi. Mereka adalah orang-orang yang mampu memahami masalah yang sedang terjadi pada dirinya. Demikian sehingga, kemudian mereka akan mampu memilah-milah akan perasaan mana yang harus ada dan perasaan mana yang harus tidak diturutinya. Mereka tahu tentang resiko atau efek yang akan terjadi jika dia menuruti apa saja perasaan yang seakan begitu kuat mendoronngnya itu.

Merekalah orang-orang yang selalu berhati-hati mengambil sikap dan tindakan. Sikap dan tindakan yang telah didorong oleh kekuatan perasaan yang saat itu ada dan berusaha mempengaruhinya. Dengan kehati-hatian itulah, mereka akan memilah-milah dan mempertimbangkan perasaan yang pantas dilakukan dan pantas untuk dikendalikan. Mereka juga tahu bahwa mengikuti perasaan saja, tidaklah membawa penyelesaian secara bijak dan pada tempatnya. Kemudian barulah mereka akan menentukan sikap dan tindakan, jikalau mereka sudah tahu dan memahami duduk permasalahan yang sedang dihadapinya.

Kemudaian selanjutnya, merekalah yang sudah mulai terpancar sinar kedewasaan dan kematangan yang muncul dalam dirinya. Merekalah yang akan selalu muncul dan hadir membawa kesejukan dan penuh kebijaksanaan. Penuh kebijaksanaan dan kesejukan ketika harus dihadapi dengan kejadian dan masalah yang menuntut saling pemahaman bersama. Saling bisa memahami akan keputusan sesulit apapun. Saling memahami, walaupun sikap itu takkan pernah mampu bisa melegakan semua perasaan yang ada disekitarnya. Saling memahami bahwa keputusan tentang masalah tersebut harus terjadi. Sehingga yang terjadi, seakan tidak perlu ada yang disakiti walaupun harus ada yang dikalahkan ataupun harus dirugikan.

baca selengkapnya......

Perasaan dan Harga Diri !

Harga diri atau nilai diri seseorang itu bisa dilihat dari bagaimana seseorang itu mampu atau tidak mengendalikan perasaannya. Kemampuan mengendalikan perasaan disini, tidak jauh sebagaimana mereka berusaha mengendalikan amarah, kedengkian, kesombongan, kemunafikan, kelicikannya, keegoisannya, dan lain sebagainya.

Ketidakmampuan mengendalikan perasaan sombong yang sering terjadi pada orang yang sudah kelewat pede, akanlah menjadi masalah tersendiri dalam menyangkut keberadaan harga dirinya itu. Bagaimana tidak, hanya karena ada maksud tertentu saja, telah bercerita berlebih-lebihan akan keadaan dirinya. Bagaimana tidak, hanya memilki anak buah dua saja, sudah bercerita dengan mantapnya, mengakui punya banyak anak buah. Bagaimana tidak, menjadi pegaiwai biasa saja telah mengaku menjadi pejabat penting. Bagaimana tidak, pingin jadi tentara saja sudah belagak sebagai prajurit.

Tentunya, ketidakmampuan mengendalikan perasaan hanya karena ingin menyikapi sesuatu, menjadikan tidak sedikit orang melakukan hal-hal yang berlebih-lebihan dari keadaan yang sebenarnya. Memang pada awalnya akanlah mengangkat tinggi-tinggi nilai orang tersebut. Namun waktu adalah kejujuran yang tak mungkin bisa dibohongi. Untuk itu, waktu akan berjalan mengungkap kebenaran yang terjadi. Seiring dengan itu, tentu saja, akan terkuaklah harga diri seseorang yang sudah terlanjur terangkat cukup tinggi. Terkuaklah kemudian harga dirinya yang ternyata hanya suka melebih-lebihkan tentang sesuatu yang sebenarnya terjadi. Semakin jauh melebih-lebihkan sesuatu, maka yang akan terjadi adalah semakin terpuruklah harga diri seseorang sebanding dengan kebohongan yang telah diciptakannya itu. Semakin besar kebohongan yang dibuat, maka akan semakin jatuhlah harga diri seseorang dibuatnya. Keterpurukan harga diri hanya karena tidak mempunyai kemampuan mengendalikan perasaan diri terhadap sesuatu yang diinginkannya itu.



Perlu dipahami juga, bahwa amarah, kedengkian, kesombongan, kemunafikan, kelicikannya, keegoisannya, dan lain sebagainya adalah sifat yang sangat manusiawi untuk muncul pada diri siapa saja yang mempunyai cita dan rasa. Namun ketidakmampuan mengendalikannya, maka berpeluang lebarlah, orang tersebut telah dan sedang mempertaruhkan harga dirinya. Namun jika seseorang atau siapa saja mampu mengendalikan dan mengelolanya, maka tak menutup kemungkinan, itu semua bisa menjadi kekuatan dalam hidupnya. Kekuatan untuk melangkahi hidup dengan penuh kedewasaan. Kekuatan untuk menempuh hidupnya dengan kesuksesan demi kesuksesan. Kekuatan untuk bisa menjalani semua kehidupannya dengan begitu mudahnya. Dan tentu saja, mereka akan melangkahi hidupnya dengan penuh kewibawaan. Dan kemudian, seiring dengannya, akan semakin mantaplah harga dirinya, yang akan selalu memancar pada dirinya itu.

baca selengkapnya......
Template by : Kendhin x-template.blogspot.com